Mataram — Udara pagi yang cerah menyambut pelaksanaan upacara bendera rutin yang digelar oleh MTsN 3 Mataram pada hari Senin, 21 April 2025.
Namun, upacara kali ini terasa istimewa karena bertepatan dengan peringatan Hari Kartini, sosok pahlawan nasional yang dikenal sebagai pelopor emansipasi perempuan di Indonesia.
Upacara dimulai pada pukul 07.00 WITA di halaman utama madrasah. Bertindak sebagai petugas upacara adalah siswa-siswi dari kelas VIII-3, yang telah mempersiapkan diri dengan latihan yang cukup intensif selama beberapa hari sebelumnya.
Adapun pembina upacara pada kesempatan tersebut adalah Dra. Hj. Bq. Komala Dewi Z., salah satu guru senior dan sosok panutan di lingkungan MTsN 3 Mataram.
Dalam amanatnya, Bu Komala—demikian beliau akrab disapa—mengawali dengan mengajak seluruh peserta untuk bersyukur atas nikmat sehat dan kesempatan yang diberikan Allah SWT, sehingga bisa melaksanakan kegiatan upacara dengan tertib.
Ia juga tidak lupa mengajak seluruh peserta untuk senantiasa bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW sebagai bentuk kecintaan dan penghormatan.
Bu Komala menyampaikan apresiasi kepada kelas VIII-3 sebagai petugas upacara yang telah melaksanakan tugas dengan baik. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada para guru pembina, pelatih, dan wali kelas yang telah membimbing siswa hingga mampu menampilkan upacara yang rapi dan lancar.
Namun, beliau juga tidak menutup mata terhadap sejumlah sikap peserta upacara yang masih kurang disiplin, khususnya dari kalangan siswa laki-laki. “Masih ada yang berdiri dengan tidak sempurna, memasukkan tangan ke dalam saku, atau bahkan saling colek. Ini hal-hal kecil yang perlu kita benahi, karena mencerminkan sikap dan kedisiplinan kita,” tegas beliau dengan nada bijak namun penuh penekanan.
Peringatan Hari Kartini menjadi inti dari amanat Bu Komala pagi itu. Ia menekankan pentingnya memahami nilai-nilai perjuangan Raden Ajeng Kartini, terutama dalam memperjuangkan kesetaraan hak perempuan dalam bidang pendidikan.
“Zaman dahulu, perempuan sulit mengakses pendidikan. Mereka dianggap cukup belajar di dapur dan mengurus rumah tangga. Tapi Kartini hadir membawa angin perubahan. Maka kalian, para siswi yang cantik dan salehah, harus membuktikan bahwa perempuan mampu berprestasi dan meraih pendidikan setinggi mungkin,” ujarnya lantang, yang disambut dengan tepuk tangan para siswa.
Guru IPA ini juga berbagi kisah pribadi tentang obrolan dengan seorang teman yang menyayangkan kenyataan bahwa banyak perempuan tidak menempuh pendidikan tinggi karena menikah muda.
“Itu yang harus kalian ubah. Jangan berhenti di madrasah saja. Kejar pendidikan sampai ke jenjang S1, S2, S3, bahkan profesor. Buktikan bahwa perempuan juga mampu menjadi pemimpin, ilmuwan, dan tokoh masyarakat,” tambahnya penuh semangat.
Pada bagian lain dari amanatnya, Bu Komala menyinggung pelaksanaan Ujian Sango Santri yang dilaksanakan pada hari Sabtu kemarin (19/4)2025). Ujian tersebut merupakan bentuk pembinaan karakter religius di MTsN 3 Mataram. Dalam kegiatan itu, para siswa diuji hafalan rukun salat, tata cara wudhu, bacaan salat, dan praktik menjadi imam.
“Masih ada siswa yang belum hafal 13 rukun salat, bahkan ada yang keliru urutannya. Ini menunjukkan pentingnya terus belajar agama, terutama bagi laki-laki yang kelak akan menjadi pemimpin dan imam dalam keluarga,” jelasnya.
Selain ujian keagamaan, Bu Komala juga mengingatkan bahwa mulai hari Rabu (23/4/2025) mendatang akan dilaksanakan Ujian Madrasah untuk kelas IX. Ia menekankan bahwa ujian tersebut sangat menentukan masa depan siswa.
“Jangan remehkan ujian ini. Nilai kalian akan digunakan untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya. Jangan sampai saat hasil tidak memuaskan, baru kalian datang meminta nilai dinaikkan. Usaha dan doa harus berjalan bersamaan,” pesannya penuh makna.
Ia juga menyampaikan harapan agar siswa tidak hanya menjadi ahli pikir, yaitu cerdas secara intelektual, tapi juga ahli zikir, yakni kuat secara spiritual dan akhlak.
“Madrasah ini tidak hanya mencetak siswa pintar, tapi juga bermoral. Kalian harus seimbang: cerdas dunia dan akhirat. Jangan hanya fokus pada ilmu umum dan melupakan agama, atau sebaliknya. Kita butuh generasi yang punya integritas dan spiritualitas,” ungkapnya dengan penuh harapan.
Mengantisipasi kegiatan belajar dari rumah untuk kelas VII dan VIII selama ujian kelas IX berlangsung, Bu Komala berpesan agar siswa menggunakan HP dengan bijak. Ia menyampaikan bahwa banyak orang tua merasa terbantu ketika anak-anak mereka tidak terlalu sering bermain gawai.
“Gunakan HP hanya untuk tugas. Jangan biarkan waktu habis hanya untuk media sosial atau game. Disiplin dalam penggunaan teknologi adalah bentuk tanggung jawab kalian sebagai pelajar,” ujarnya.
Menjelang akhir amanatnya, Bu Komala menyampaikan kabar bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) direncanakan mulai dilaksanakan hari ini. Meski demikian, ia juga mengingatkan bahwa pelaksanaannya tergantung kesiapan pihak terkait di luar madrasah.
“Mudah-mudahan hari ini bisa benar-benar terlaksana. Tapi jika belum, kita maklumi bersama karena ada mekanisme dan wewenang dari instansi lain. Yang penting, kita berdoa agar MBG bisa berjalan lancar dan memberi manfaat bagi seluruh siswa,” pungkasnya.
Kontributor: Ruslan Wahid, ST

0 Komentar