Imtaq Jumat MTsN 3 Mataram: Kelas VIII-3 Ajak Siswa Bijak dalam Memilih Pergaulan
Mataram — Suasana pagi yang tenang di MTsN 3 Mataram kembali
dihangatkan oleh kegiatan rutin Imtaq Jumat yang dilaksanakan di
lapangan madrasah. Kegiatan yang diikuti oleh seluruh siswa dan guru ini
kembali menjadi ruang spiritual yang sarat makna dan edukasi karakter. Bertugas
sebagai pelaksana kegiatan kali ini adalah kelas VIII-3, dengan pembawa
ceramah Aulia Aidulfitri dan Intan Syalsavira yang menyampaikan
tema tentang pentingnya memilih pergaulan yang baik dalam kehidupan remaja.
Acara dimulai sejak pukul 07.00 WITA, diawali dengan shalat
Dhuha berjamaah yang diikuti oleh seluruh siswa, guru, dan staf madrasah.
Usai shalat, kegiatan dilanjutkan dengan pembacaan doa shalat Dhuha,
dilantunkan dengan khidmat dan penuh kekhusyukan. Selanjutnya, siswa-siswa
bergiliran membaca surat Yasin, Asmaul Husna, serta melantunkan zikir
dan doa yang menggema menyatu dalam semangat keimanan.
Momentum spiritual ini terasa begitu menyentuh, terutama
saat para siswa bersama-sama berdoa memohon perlindungan dan kebaikan dalam
menuntut ilmu, serta memohon agar dijauhkan dari pergaulan yang merusak.
Memasuki acara inti, dua siswa dari kelas VIII-3 yaitu Aulia
Aidulfitri dan Intan Syalsavira, maju ke depan mimbar untuk
menyampaikan ceramah singkat namun sarat makna. Dalam gaya yang santai
namun menyentuh, mereka menyampaikan pesan yang menyentuh hati: hati-hati
dalam memilih teman dan lingkungan pergaulan.
Aulia Aidulfitri:
“Halo teman-teman semua. Semoga kalian semua dalam keadaan sehat dan selalu
dalam lindungan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hari ini, kita ingin berbagi sesuatu
yang dekat banget dengan kehidupan kita sehari-hari. Pernah enggak sih kalian
kepikiran kenapa kita butuh teman? Karena kita manusia, makhluk sosial. Kita
enggak bisa hidup sendiri.”
“Tapi teman itu seperti jalan. Ada yang mengantar kita ke
kebaikan, ada pula yang membawa kita ke keburukan. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam pernah bersabda: ‘Seseorang tergantung pada agama temannya.
Maka lihatlah dengan siapa ia berteman.’ (HR. Abu Daud). Artinya, kalau teman
kita rajin dan positif, kita bisa ikut semangat. Tapi kalau teman kita malas,
suka bolos, atau suka hal negatif, kita juga bisa terpengaruh.”
Intan Syalsavira:
“Benar banget. Pergaulan itu seperti kita masuk ke dalam sebuah ruangan.
Kalau awalnya cuma melihat orang merokok, lama-lama bisa disuruh nyoba. Awalnya
kita pikir ‘ah cuma iseng’, tapi tanpa sadar bisa jadi kebiasaan. Dan kebiasaan
itu bisa merusak masa depan kita.”
“Allah sudah kasih kita akal untuk berpikir. Kalau kalian
merasa satu lingkungan bikin kalian jauh dari Allah, jauh dari belajar, jauh
dari orang tua, berarti itu tanda untuk ‘mundur’. Menjaga jarak bukan berarti
kita sombong, tapi karena kita menyelamatkan diri sendiri.”
Aulia Aidulfitri:
“Carilah teman yang mengajak kita ke arah yang lebih baik. Teman yang
mengingatkan saat kita salah. Teman yang enggak malu ngajak salat bareng,
ngajak ngaji, atau bantu kita belajar. Itu teman sejati.”
Intan Syalsavira:
“Dan jangan lupa, kita juga harus berusaha jadi teman yang baik buat orang
lain. Karena pergaulan itu dua arah. Kita enggak hanya memilih, tapi juga
menciptakan suasana yang positif. Jangan tunggu dewasa untuk berubah. Mulailah
sekarang. Kita bisa jadi ‘teman jalan’ yang menuntun orang lain ke arah
terang.”
“Semoga Allah selalu memberikan kita teman yang baik, dan
menjadikan kita juga teman yang baik untuk orang lain. Aamiin.”
“Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.”
Kegiatan Imtaq Jumat ini bukan sekadar rutinitas, tapi
menjadi bagian penting dalam pembentukan karakter siswa di MTsN 3 Mataram.
Kepala madrasah, dalam tanggapannya, mengapresiasi pelaksanaan kegiatan hari
ini.
“Apa yang disampaikan oleh anak-anak tadi sangat
menyentuh. Mereka mengingatkan kita semua bahwa akhlak dan pergaulan adalah
bagian dari pendidikan yang sangat penting. Semoga ini menjadi kebiasaan baik
yang terus terjaga.”
Diharapkan Imtaq Jumat di MTsN 3 Mataram terus
menjadi oase spiritual dan ruang pendidikan karakter bagi seluruh warga
madrasah. Dengan semangat kolaborasi, siswa tidak hanya belajar teori di kelas,
tapi juga mengasah empati, nilai-nilai keislaman, dan kemampuan berbicara di
depan umum melalui ceramah-ceramah yang mereka bawakan sendiri.
Semoga kegiatan ini terus menjadi sumber keberkahan dan
menjadi fondasi kuat dalam membentuk generasi yang berakhlak mulia dan cerdas
secara spiritual maupun sosial.
Redaksi : Ruslan Wahid, ST

0 Komentar