Selamat datang di website MTsN 3 Mataram, Madrasah Uswah (Unggul, Santun, ber-Wawasan, ber-Akhlak dan Handal)

Upacara Senin MTsN 3 Mataram Penuh Makna, Siswa Diajak Renungi Perjuangan Orang Tua

MTsN 3 Mataram

Mataram – Kegiatan upacara bendera mingguan MTsN 3 Mataram terlaksana dengan khidmat pada Senin, 21 Juli 2025. Upacara ini diikuti oleh seluruh guru, staf karyawan, serta peserta didik. Petugas upacara berasal dari anggota OSIMA (Organisasi Siswa MTsN 3 Mataram), sedangkan pembina upacara adalah Kepala MTsN 3 Mataram, H. Marzuki.

Sejak pukul 06.45 WITA, para siswa sudah berbaris rapi di lapangan, mengenakan seragam lengkap, dan mengikuti instruksi petugas dengan tertib. Petugas upacara yang terdiri dari anggota OSIMA terlihat mempersiapkan setiap rangkaian kegiatan dengan serius, mulai dari persiapan pengibaran bendera, pembacaan teks Pancasila, UUD 1945, hingga pembacaan doa.

Dalam sambutannya, Kepala Madrasah, H. Marzuki, menyampaikan apresiasi mendalam atas kerja keras petugas upacara.

"Pak Guru mengucapkan terima kasih kepada seluruh pengurus OSIMA yang telah menjalankan tugasnya dengan sangat baik. Apresiasi juga kepada para pembina, pelatih, dan seluruh guru yang menyiapkan upacara pagi ini dengan penuh dedikasi,” ungkapnya.

Upacara bendera di MTsN 3 Mataram memang telah menjadi tradisi setiap pekan untuk menanamkan disiplin, rasa tanggung jawab, serta nilai-nilai kebangsaan kepada peserta didik. Pada kesempatan kali ini, selain membahas nilai nasionalisme, Kepala Madrasah juga menekankan pentingnya bakti kepada kedua orang tua—sebuah pesan moral yang disampaikan dengan penuh haru.

H. Marzuki menyentuh sisi emosional para peserta ketika beliau meminta seluruh siswa menundukkan kepala, membayangkan wajah kedua orang tua mereka, dan merenungkan segala pengorbanan yang telah dilakukan oleh seorang ibu dan ayah.

Beliau menggambarkan betapa berat perjuangan seorang ibu sejak masa kehamilan hingga membesarkan anaknya.

“Anak-anakku, bayangkan seorang ibu yang selama sembilan bulan mengandung dengan penuh rasa cinta, berjuang antara hidup dan mati untuk melahirkan kita. Bahkan setelah kita lahir, kasih sayangnya tidak pernah surut. Dalam tidur kita, mungkin kita tidak sadar, tapi seorang ibu masih menjaga kita bahkan dari seekor nyamuk yang mendekat,” kata H. Marzuki dengan suara penuh haru.

Tak hanya ibu, peran seorang ayah juga beliau tekankan dengan penuh penghormatan.

“Ayah adalah sosok yang mungkin jarang terlihat di depan mata, namun setiap peluh yang menetes adalah bukti cinta. Mereka bekerja tanpa lelah, tanpa malu, untuk memastikan anak-anaknya bisa sekolah dan meraih cita-cita. Sadarkah kita bahwa perjuangan seorang ayah sama hebatnya?” lanjutnya.

Ia juga mengingatkan bahwa melawan, membentak, atau mengabaikan orang tua adalah perbuatan yang mendatangkan murka Allah. Oleh karena itu, beliau mengajak seluruh siswa untuk berbakti kepada kedua orang tua.

"Ketika pulang nanti, salami kedua orang tuamu, cium tangan mereka, bahkan jika perlu cium kaki mereka. Itu adalah wujud rasa terima kasih atas pengorbanan yang tidak pernah bisa kita balas,” tegasnya.

Selain pesan tentang orang tua, H. Marzuki juga menegaskan bahwa upacara bendera bukan sekadar rutinitas mingguan. Kegiatan ini adalah bagian dari pembentukan karakter, menanamkan nilai kedisiplinan, semangat persatuan, dan cinta tanah air.

Ia berharap agar seluruh peserta didik mampu menggabungkan semangat nasionalisme dengan nilai akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari.

“Disiplin di madrasah adalah cerminan disiplin di kehidupan kelak. Dan ingat, anak-anak yang berbakti kepada orang tua pasti akan mendapatkan kemudahan dan keberkahan dari Allah SWT,” ucapnya.

Setelah amanat selesai, suasana lapangan semakin khidmat saat seluruh peserta upacara menyanyikan “Hymne Madrasah”. Lagu ini dinyanyikan dengan penuh penghayatan, mencerminkan rasa bangga dan cinta terhadap lembaga pendidikan tempat mereka menuntut ilmu.

Doa penutup dipimpin dengan khusyuk, memohon keberkahan bagi seluruh guru, staf, dan siswa MTsN 3 Mataram. Upacara pun berakhir dengan tertib, ditandai dengan laporan komandan upacara kepada pembina upacara.

Redaksi oleh: Ruslan Wahid, ST

0 Comments