Upacara Bendera Senin 25 Agustus 2025 di MTsN 3 Mataram: Waka Kurikulum Tekankan Pentingnya Adab, Akhlak, dan Cinta dalam Pendidikan
Mataram – Suasana halaman MTs Negeri 3 Mataram pada Senin pagi, 25 Agustus 2025, tampak berbeda dari biasanya. Sejak pukul 06.45 WITA, seluruh siswa kelas VII, VIII, dan IX sudah berbaris rapi di lapangan utama madrasah. Para guru dan staf turut mendampingi, sementara tim petugas upacara dari kelas IX-4 bersiap dengan penuh percaya diri untuk menjalankan tugas mereka.
Bunyi derap langkah pasukan pengibar bendera menandai dimulainya upacara. Satu demi satu rangkaian kegiatan dilaksanakan dengan tertib, mulai dari laporan pemimpin upacara, pengibaran bendera Merah Putih yang diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya, pembacaan teks Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, hingga janji siswa. Semua berjalan khidmat, meskipun ada sebagian siswa kelas VII yang sempat kurang fokus di awal pelaksanaan.
Hari itu, Wakil Kepala Madrasah Bidang Kurikulum, Elis Sulistiya, M.Pd. bertindak sebagai pembina upacara. Kehadirannya di tengah-tengah siswa bukan sekadar menjalankan tugas seremonial, tetapi juga membawa pesan mendalam tentang arti pendidikan yang sesungguhnya.
Apresiasi kepada Petugas dan Peserta Upacara
Dalam amanatnya, Elis mengawali dengan ucapan syukur atas nikmat kesehatan dan kesempatan yang diberikan Allah SWT. Ia juga mengajak seluruh peserta untuk senantiasa bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Sebelum masuk ke pesan inti, Elis memberikan apresiasi kepada seluruh petugas upacara dari kelas IX-4.
“Terima kasih kepada petugas upacara pada pagi hari ini. Kalian sudah menjalankan tugas dengan baik. Kita berikan tepuk tangan untuk mereka. Dan untuk kelas-kelas berikutnya yang mendapat giliran, mari persiapkan diri lebih baik lagi,” ucapnya disambut tepuk tangan seluruh peserta.
Tak lupa ia juga mengapresiasi guru pembina yang telah melatih para petugas, serta peserta upacara yang hadir dengan mengenakan atribut lengkap. Namun, Elis juga memberi catatan khusus bagi sebagian siswa yang belum tertib di awal upacara dan mengingatkan pentingnya kedisiplinan setiap Senin.
Pendidikan Lebih dari Sekadar Nilai Akademis
Memasuki inti amanat, Elis menekankan makna pendidikan yang lebih luas dari sekadar mengejar nilai. Ia menjelaskan bahwa selama ini sebagian siswa mungkin menganggap pendidikan hanya sebatas menuntut ilmu untuk memperoleh nilai tinggi, kemudian lulus dengan ijazah agar bisa melanjutkan ke jenjang berikutnya.
Namun, Elis menegaskan bahwa pendidikan sejati harus berakar pada adab dan akhlak mulia.
“Ilmu itu ibarat sebuah bangunan megah. Puncaknya adalah nilai akademis dan ijazah yang kalian perjuangkan. Tapi jika bangunan itu tidak memiliki pondasi yang kuat, maka ia mudah roboh. Pondasi itu adalah adab dan akhlak. Tanpa adab, semua ilmu yang kalian miliki akan sia-sia,” jelasnya dengan suara tegas.
Pesan ini sontak membuat siswa terdiam sejenak, menyadari betapa pentingnya nilai-nilai non-akademik dalam kehidupan mereka.
Contoh Adab yang Harus Dijunjung Tinggi
Elis kemudian memberikan beberapa contoh konkret tentang adab yang perlu dibiasakan siswa. Pertama, adab kepada guru. Menurutnya, hormat kepada guru bukan hanya saat berada di depan mereka di sekolah, tetapi juga ketika bertemu di luar madrasah.
“Masih ada siswa yang segan menyapa gurunya ketika bertemu di luar sekolah. Padahal, menghormati guru adalah bentuk adab yang akan membawa berkah ilmu. Jangan hanya hormat di dalam kelas, tetapi juga tunjukkan sikap hormat di manapun kalian bertemu guru,” ungkap Elis.
Kedua, adab kepada teman sebaya. Elis menyoroti fenomena masih adanya siswa yang saling mengejek atau memberikan panggilan yang tidak menyenangkan. Ia mengingatkan bahwa sikap seperti itu dapat menyakiti perasaan dan termasuk bentuk perundungan, baik di dunia nyata maupun di media sosial.
Ketiga, adab terhadap lingkungan. Elis menekankan pentingnya menjaga kebersihan sekolah, membuang sampah pada tempatnya, serta merawat fasilitas yang ada.
“Lingkungan sekolah ini adalah anugerah. Kursi, meja, taman, hingga sarana lainnya harus kita jaga bersama. Jangan hanya mengandalkan petugas kebersihan, tetapi jadikan menjaga lingkungan sebagai tanggung jawab kita semua,” pesannya.
Pendidikan sebagai Wujud Cinta
Hal menarik lain dari amanat Elis adalah penekanannya pada konsep cinta dalam pendidikan. Ia menjelaskan bahwa cinta bukan sekadar perasaan, tetapi wujud kepedulian nyata terhadap Allah, guru, teman, dan lingkungan.
“Nomor satu adalah cinta kepada Allah SWT. Setelah itu cinta kepada guru, kepada teman, dan kepada lingkungan. Cinta itu bukan hanya diucapkan, tapi diwujudkan dalam sikap sehari-hari,” tutur Elis.
Dengan penuh semangat, Elis mengajak siswa membiasakan sikap kasih sayang, kepedulian, dan rasa hormat dalam setiap langkah kehidupan di madrasah. Menurutnya, hal ini sejalan dengan visi MTsN 3 Mataram sebagai madrasah yang tidak hanya mengedepankan prestasi akademik, tetapi juga membentuk generasi berkarakter.
Menjadi Insan Cerdas Intelektual, Emosional, dan Spiritual
Menutup amanatnya, Elis Sulistiya memberikan pesan motivasi yang menyentuh hati. Ia mengingatkan bahwa kecerdasan intelektual saja tidak cukup untuk menghadapi tantangan zaman.
“Nak, jadilah kalian insan yang bukan hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga cerdas secara emosional dan spiritual. Caranya adalah dengan menjunjung tinggi adab, akhlak mulia, dan cinta kepada Allah, sesama, lingkungan, serta tanah air,” katanya dengan penuh harap.
Ia juga berdoa agar setiap langkah yang dilakukan di MTsN 3 Mataram menjadi ibadah, dan ilmu yang diperoleh para siswa menjadi anugerah dari Allah SWT.
Suasana Khidmat dan Penuh Makna
Upacara yang berlangsung sekitar satu jam tersebut ditutup dengan doa bersama. Para siswa kembali ke kelas masing-masing dengan membawa pesan moral yang kuat dari pembina upacara.
Bagi siswa kelas IX-4, kesempatan menjadi petugas upacara kali ini menjadi pengalaman berharga untuk melatih tanggung jawab dan disiplin. Sementara bagi siswa lainnya, amanat pembina menjadi pengingat pentingnya menyeimbangkan ilmu pengetahuan dengan adab serta akhlak mulia.
Peneguhan Karakter di MTsN 3 Mataram
Upacara bendera setiap Senin di MTsN 3 Mataram memang bukan hanya seremonial rutin, tetapi juga menjadi sarana pembentukan karakter bagi siswa. Pesan-pesan moral yang disampaikan pembina selalu berupaya menanamkan nilai religius, nasionalis, dan kedisiplinan.
Kehadiran Elis Sulistiya, M.Pd sebagai pembina pada 25 Agustus 2025 menjadi salah satu momentum penting untuk kembali mengingatkan siswa bahwa ilmu tanpa adab ibarat bangunan megah tanpa pondasi.
Dengan pesan tersebut, diharapkan para siswa MTsN 3 Mataram tidak hanya menjadi generasi yang unggul secara akademis, tetapi juga tumbuh sebagai insan berakhlak mulia, penuh cinta kasih, dan siap menjadi penerus bangsa yang berkarakter.
Redaksi : Ruslan Wahid, ST
Foto : Jurnalis KIR
0 Comments