MTsN 3 Mataram Gelar Upacara Hari Guru Nasional 2025 dengan Khidmat dan Penuh Makna
Guru-Guru Menjadi Petugas Upacara, Pembina Sampaikan Apresiasi dan Bacakan Amanat Menteri Agama RI
Mataram— Lapangan utama MTsN 3 Mataram dipenuhi suasana khidmat dan penuh kehangatan ketika seluruh guru, staf karyawan, dan siswa mengikuti Upacara Hari Guru Nasional (HGN) 2025 dengan balutan baju Nusantara atau baju adat sesuai khas daerah. Dengan tema nasional “Merawat Semesta dengan Cinta,” peringatan tahun ini menjadi refleksi bersama tentang peran strategis guru dalam membangun generasi berkarakter dan mencintai lingkungan.
Upacara dimulai pukul 07.00 WITA dan berlangsung tertib,
menampilkan formasi barisan siswa dari kelas VII hingga IX yang telah
dipersiapkan dengan baik. Namun, yang membuat upacara kali ini terasa istimewa
adalah seluruh petugas lapangan berasal dari guru-guru pilihan. Hal ini menjadi
bentuk penghargaan internal madrasah terhadap dedikasi guru sekaligus simbol
keteladanan bagi para siswa.
Pada tahun ini, petugas upacara berasal dari guru-guru
terpilih, sebuah keputusan yang memberikan warna berbeda dibandingkan
tahun-tahun sebelumnya yang biasanya menugaskan siswa sebagai petugas inti.
Pengibar Bendera: Irwansyah, Ricka Dwi Noviana, dan Nurul
Apriani. Pembawa Teks Pancasila: Siti Azizah. Pembaca UUD 1945: Delun, S.PdI. Pengatur
Upacara: Zulkarnaen Iskandar. Master of Ceremony: Hj. Hadiani. Pemimpin
Upacara: L. Hirwandi. Pemimpin Pleton: Iskandar, Franky, Hj. Karyatin Z.,
Yulia, dan Derijen Eri Hendrawati. Doa: H. Abdul Majid dan Paduan Suara:
Guru-guru yang tidak bertugas lapangan
Pemandangan guru-guru menggantikan peran siswa ini memberi
kesan mendalam. Mereka tampil penuh percaya diri, rapi, dan berwibawa. Meskipun
latihan hanya dilakukan dalam waktu singkat, seluruh rangkaian upacara
berlangsung kompak dan profesional.
Bertindak sebagai Pembina Upacara, H. Ahmad Muzayyin, Wakil
Kepala Madrasah Bidang Kehumasan, memberikan apresiasi khusus kepada para guru
petugas upacara. Sebelum membacakan amanat resmi Menteri Agama RI, ia menyampaikan pesan penuh penghargaan dan kekaguman.
Dalam amanat awalnya, ia berkata “Hari ini saya
menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak/Ibu Guru petugas
upacara. Dengan latihan hanya beberapa hari, namun Bapak/Ibu mampu menjalankan
tugas dengan sangat baik, tertib, dan penuh disiplin. Ini adalah teladan nyata
bagi siswa-siswa kita, bahwa guru tidak hanya mengajar di kelas, tetapi juga
menjadi contoh dalam segala hal, termasuk dalam kegiatan resmi kenegaraan
seperti upacara ini.”
| Grup Paduan Suara |
Apresiasi ini disambut tepuk tangan dari seluruh peserta upacara. Para siswa terlihat menunjukkan rasa hormat yang mendalam, menyadari bahwa apa yang dilakukan para guru bukan hanya rutinitas, tetapi juga pengorbanan waktu, tenaga, dan kesungguhan untuk memberikan yang terbaik dalam peringatan Hari Guru Nasional.
H. Ahmad Muzayyin menambahkan bahwa momentum seperti ini
penting untuk dirasakan tidak hanya oleh guru, tetapi juga oleh siswa. “Para
guru yang tampil pagi ini menunjukkan bahwa keteladanan bukan sekadar
kata-kata, tetapi tindakan nyata,” ujarnya.
Usai memberikan apresiasi kepada para guru, H. Ahmad
Muzayyin kemudian membacakan amanat resmi Menteri Agama Republik Indonesia,
Nasaruddin Umar, yang tertuang dalam naskah “Amanat Menag Pada Peringatan Hari
Guru 25 November 2025.”
Amanat tersebut berisi refleksi mendalam tentang peran
strategis guru dan perjalanan sejarah profesi pendidik di Indonesia.
Di awal amanatnya, Menteri Agama menyampaikan bahwa Hari
Guru Nasional merupakan wujud penghormatan terhadap peran guru dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa. Beliau mengingatkan kembali bahwa peringatan ini
berakar pada Kongres Guru Indonesia tahun 1945, sebuah momentum penting yang
menjadi dasar kelahiran PGRI.
Lebih Lanjut dalam amanatnya, Menteri Agama menekankan bahwa
meskipun dunia terus berkembang dengan kecerdasan buatan dan teknologi digital,
peran guru tidak akan tergantikan. Guru bukan sekadar pengajar, tetapi
pembentuk karakter, akhlak, dan kepribadian.
Menteri Agama mengutip kisah dari sejarah Jepang usai Perang
Dunia Kedua. Ketika Kaisar Jepang ditanya apa yang harus diperbaiki pertama
kali setelah kehancuran akibat bom atom, sang Kaisar bertanya: “Berapa guru
yang tersisa?”
Pernyataan ini menjadi simbol bahwa pendidikan adalah
investasi jangka panjang, dan guru adalah fondasi utama dari pembangunan
bangsa.
Amanat Menteri Agama juga menyoroti keselarasan tema HGN
tahun 2025 dengan Asta Cita Presiden serta Asta Protas Menteri Agama. Tema
“Merawat Semesta dengan Cinta” mencerminkan harapan agar pendidikan tidak hanya
berorientasi pada capaian akademik, tetapi juga pada pembentukan generasi yang
memiliki: kecintaan kepada Tuhan, kecintaan kepada sesama manusia, kecintaan
kepada lingkungan, dan kecintaan kepada tanah air.
Dalam konteks Kurikulum Merdeka dan kurikulum berbasis
cinta, guru menjadi figur sentral dalam menanamkan nilai-nilai kepekaan sosial,
tanggung jawab, dan kepedulian terhadap lingkungan hidup.
Menteri Agama memaparkan perkembangan signifikan dalam
peningkatan kompetensi guru. Tahun 2025 menjadi tahun yang paling progresif, di
mana peserta PPG mencapai lebih dari 301 ribu guru, mengalami lonjakan hingga
620% dari tahun sebelumnya.
Tidak hanya itu, 588 ribu guru telah menerima Tunjangan
Profesi Guru (TPG), sementara 52 ribu guru honorer telah diangkat menjadi PPPK
dalam tiga tahun terakhir. Data ini menunjukkan komitmen negara dalam
memastikan profesionalitas guru agar mampu menghadirkan pembelajaran
berkualitas bagi generasi mendatang.
Amanat juga menekankan bahwa pendidikan bukan hanya
persoalan kecerdasan intelektual. Pendidikan harus menghasilkan manusia
Indonesia yang: beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, berilmu, dan bertanggung
jawab sebagai warga negara.
Guru memegang peranan vital di sini. Kepribadian guru
menentukan arah dan masa depan pendidikan. Menteri Agama mengutip pesan Prof.
Dr. Hj. Zakiah Daradjat, tokoh pendidikan Indonesia:
“Kepribadian guru menentukan apakah ia menjadi pembina masa
depan anak didiknya atau sebaliknya.”
Amanat ditutup dengan ajakan kepada para guru untuk terus
memperkuat dedikasi dan keikhlasan dalam membimbing generasi bangsa, serta
ucapan selamat Hari Guru Nasional 2025.
| Tim Peleton Barisan saat melapor pada pemimpin upacara |
Sepanjang pelaksanaan upacara, suasana berjalan dengan tertib dan lancar. Para siswa berdiri dalam barisan yang rapi, memperhatikan setiap rangkaian acara. Paduan suara guru memberikan nuansa harmoni yang menenangkan, terutama ketika membawakan “Hymne Guru” yang membuat banyak peserta terharu. Dilanjutkan dengan menyanyikan laagu Mars Madrasah dan Mars MTsN 3 Mataram.
Beberapa guru tampak menahan emosi ketika lagu tersebut
dinyanyikan. Bagi mereka, Hari Guru bukan sekadar perayaan, tetapi pengingat
atas tanggung jawab besar yang mereka pikul sebagai pendidik generasi masa
depan.
Upacara HGN 2025 ini bukan hanya serangkaian kegiatan
seremonial. Bagi MTsN 3 Mataram, ini adalah momentum memperkuat hubungan
spiritual, emosional, dan profesional antara guru dan siswa. Guru tidak hanya
menjadi sosok pengajar, tetapi juga pengarah, pembimbing, motivator, dan
teladan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan guru-guru menjadi petugas upacara, siswa mendapatkan
pesan moral yang kuat bahwa dedikasi, keteladanan, dan tanggung jawab adalah
nilai-nilai yang perlu mereka tiru dalam kehidupan mereka.
Upacara Hari Guru Nasional 2025 di MTsN 3 Mataram ditutup
dengan doa dan harapan agar guru-guru senantiasa diberikan kesehatan,
keikhlasan, dan kekuatan dalam mendidik generasi bangsa. Para siswa kembali ke
kelas dengan rasa hormat yang lebih tinggi kepada guru-guru mereka.
Momentum ini diharapkan menjadi pengingat bahwa guru adalah
cahaya yang tak pernah padam. Mereka menerangi jalan generasi muda menuju masa
depan, meskipun seringkali berjalan dalam sunyi.
| Derijen saat pimpin lagu Mars Madrasah dan MTsN 3 Mataram |
Dengan keteladanan, cinta, dan pengabdian, guru menjadi pembentuk peradaban bangsa.
Selamat Hari Guru Nasional 2025!
Redaksi : Ruslan Wahid, ST (Pembina KIR)
0 Komentar